Orang tua yang memiliki anak perempuan dan memasuki usia remaja sudah mulai siap-siap menghadapi transisi yang terjadi pada anak. Anak perempuan akan mengalami haid pertamanya pada usia sekita 8 – 13 tahun. Haid atau menstruasi menjadi periode yang pasti akan dilalui setiap anak perempuan, yang menandakan kematangan organ reproduksi wanitanya. Sebagai orang tua juga harus siap untuk mendampingi anak untuk menghadapi haid pertamanya. Seperti dengan menjelaskan apa saja yang terjadi ketika haid hingga cara tepat memakai pembalut.
Berikut ini adalah tips untuk orang tua untuk mendampingi anak untuk melewati haid pertamanya:
- Memberikan pemahaman tentang menstruasi yang benar
Masa ini adalah masa transisi dimana anak kecil ibu dan bapak mulai beranjak menjadi gadis remaja. Ada hal-hal yang akan terjadi, seperti perubahan pada bentuk tubuh, munculnya bulu-bulu halus pada beberapa area tubuh, tumbuhnya payudara, hingga haid. Orang tua sebaiknya menyampaikan hal-hal seperti fakta seputar haid, bahwa akan terjadinya pendarahan yang keluar melalui vagina, dan hal tersebut adalah alami dan terjadi pada semua perempuan. Jelaskan juga bahwa haid adalah siklus bulanan yang akan terjadi setiap bulanannya. Hal ini perlu dijelaskan agar anak tidak kaget ketika hal itu terjadi.
- Arahkan anak untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
Ketika anak sudah mengalami haid pertama, sebaiknya orang tua menjadi teman bicara yang asyik. Agar anak tidak canggung, terbuka, dan jujur. Jangan menjadikan haid sebagai obrolan yang tabu untuk dibicarakan dengan anak. Orang tua juga harus siap dan jujur ketika anak bertanya lebih jauh, seperti proses terjadinya kehamilan.
Anak yang orang tua hadapi saat ini bukan anak kecil lagi, mereka harus tahu dengan jelas perubahan yang terjadi ketika sudah mulai memasuki usia haid. Jika orang tua menjadi teman bicara yang positif, maka anak tidak segan untuk bertanya. Karena sebaiknya anak bertanya langsung ke orang tua dari pada dia harus mencari tahu jawabannya sendiri.
- Hal yang bisa terjadi ketika haid.
Orang tua juga harus menjelaskan sedari awal tentang haid yang tidak hanya seputar pendarahan pada vagina saja. Melainkan siklus haid yang akan datang setiap 28 hari atau lebih dan juga masalah PMS atau kram perut yang umum terjadi. Jelaskan bahwa, jika sedang haid bisa saja tejadi gejala PMS seperti kram pada perut, kembung, kelelahan, perubahan suasana hati, dan timbulnya jerawat. Semua hal tersebut terjadi karena kerja hormon pada saat haid. Anak wajib tahu tentang hal ini sehingga ia bisa menanganinya sendiri dan tidak kaget ketika mengalaminya.
- Ajari tata cara menggunakan pembalut
Bagi anak yang baru pertama kali haid pasti kebingungan bagaimana cara mengatasinya. Orang tua juga wajib menginformasikan dan mengajarkan ke anak tata cara menggunakan pembalut, agar darah haidnya tidak tembus ke celana. Dampingi anak untuk memilih pembalut yang cocok sesuai dengan kebutuhannya.
Selain mengajari cara menggunakan pembalut, orang tua juga harus mengajarkan anak cara menjaga kebersihan organ intim saat sedang haid. Hal tersebut berguna untuk mencegah terjadinya masalah baru lainnya, seperti iritasi dan lain sebagainya.
- Jadikan pengalaman haid pertamanya menjadi pengalaman yang positif
Haid pertama bagi anak perempuan Anda bukan hanya sekedar perubahan yang terjadi secara fisik, melainkan juga secara mental. Dampingi terus anak melawati masa tersebut dan jadikan pengalaman pertama haidnya menjadi pengalaman yang positif. Agar anak merasa aman dan yang dialami adalah hal wajar yang pasti akan terjadi.
Nah, demikian tips untuk orang tua dalam mempersiapkan anak ketika menghadapi haid pertamanya. Sejatinya bukan hanya anak saja yang siap, orang tua juga harus lebih siap dalam menghadapi setiap momen perubahan pada anak.